Delivery Oksigen

A. Delivery Oksigen Delivery Oksigen didefinisikan sebagai kadar atau jumlah oksigen yang disalurkan ke seluruh tubuh ol

Views 259 Downloads 68 File size 94KB

Report DMCA / Copyright

DOWNLOAD FILE

Recommend stories

Citation preview

A. Delivery Oksigen Delivery Oksigen didefinisikan sebagai kadar atau jumlah oksigen yang disalurkan ke seluruh tubuh oleh paru-paru. Ini merupakan hasil dari total aliran darah atau cardiac output dan kandungan oksigen dalam darah, dan biasanya dinyatakan dalam satuan ml/ menit (McLellan dan Ward, 2004): Keterangan:

DO2

: Delivery Oksigen

CO

: Cardiac output

CaO2 : Konsumsi Oksigen Delivery oksigen dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya: 1. Cardiac output yang dapat dinilai melalui isi sekuncup dan frekuensi denyut jantung. 2. Kondisi pembuluh darah, latihan, dan lain-lain.

Gambar 2.1. Faktor yang mepengaruhi oxygen delivery Delivery oksigen menggambarkan proses dimana oksigen dari atmosfer disuplai ke jaringan. Delivery oksigen tergantung pada dua proses: konveksi dan difusi. Proses konveksi adalah proses dimana O2 diangkut oleh sirkulasi (makrosirkulasi dan mikrosirkulasi) ke sistem penukaran mikrosirkulasi O 2 menggunakan hemoglobin sebagai pembawa (yaitu DO2). Tahapan yang membutuhkan energi ini bergantung pada pernapasan dan "pompa" jantung (McLellan dan Walsh, 2004). Proses difusi adalah gerakan oksigen dari alveolus ke kapiler paru dan dari kapiler sistemik ke sel. Tahapan ini adalah pasif dan tergantung pada gradien tekanan parsial oksigen, kepadatan jaringan kapiler (yang menentukan jarak difusi), dan kemampuan sel untuk mengambil dan menggunakan oksigen (Zaja, 2007). Kandungan oksigen

darah arteri (CaO2) dijelaskan dengan menggunakan persamaan: CaO2 = (k1 x Hb x SaO2) + (k2 x PaO2) Hb adalah konsentrasi hemoglobin (g liter-1), SaO 2 adalah saturasi Hb oksigen arteri dan PaO2 adalah tekanan parsial oksigen arteri. Kandungan oksigen arteri adalah jumlah dari dua bentuk pengangkutan oksigen. Pada orang normal lebih dari 98% oksigen terikat pada Hb. Kapasitas penggabungan oksigen pada Hb diwakili oleh konstan k1 dan juga disebut konstan Hüfner. Nilai yang tepat untuk konstanta ini kontroversial dan berbeda antara penulis. Secara teori, setiap gram Hb mengikat 1,39 ml oksigen. Namun dalam prakteknya, adanya bentuk-bentuk abnormal Hb, seperti carboxyhaemoglobin dan methaemoglobin yang mengurangi kapasitas penggabungan oksigen pada Hb menjadi 1,31 ml g-1. Oksigen terlarut dalam plasma ditentukan oleh koefisien kelarutan oksigen pada suhu tubuh (k2, 0,23 ml liter-1 kPa-1) dan PaO2 (McLellan dan Walsh, 2004). Dalam teori lain, Arterial Oxygen Content (CaO 2) merupakan jumlah oksigen yang terikat pada hemoglobin dan oksigen yang terlarut dalam darah (mL/dL). Sebagian besar oksigen dalam darah terikat pada hemoglobin, hanya sebagian kecil oksigen saja yang terlarut di dalam darah. Sehingga CaO 2 tergantung dari saturasi oksihemoglobin dan konsentrasi hemoglobin. CaO2 didapatkan dari rumus berikut: Keterangan: Hgb : konsentrasi hemoglobin (g/dL) 1.34 : konstanta yang menunjukkan maksimum kapasitas pengikatan oksigen oleh hemoglobin (mLO2/g) dalam 100% saturasi oxyhemoglobin SaO2 : Persentase saturasi hemoglobin dengan oksigen PaO2 :Tekanan parsial oksigen dalam darah arteri (mmHg) 0.003 :Konstanta kelarutan O2 dalam darah (mL O2/dL/mmHg) (Guttirez dan Theodorou, 2012). Hemoglobin sangat berperan dalam proses konsumsi oksigen, hemoglobin adalah suatu molekul kompleks terdiri dari empat heme dan empat subunit protein. Heme adalah suatu campuran iron porphyrin yang suatu bagian penting dari pengikat 02; hanya divalent membentuk (+2 charge) dari besi dapat mengikat 02. Hemoglobin Molekul yang normal (Hemoglobin A,) terdiri dari rantai dua α dan dua β (subunit); yang empat subunit menjaga ikatan yang lemah antara sisa asam amino (Law dan Bukwirwa, 1999).