Laporan Eritrosit

Laporan Praktikum Anatomi dan Fisiologi Manusia Hitung Jumlah Eritrosit Kelompok 8 Vita Istiqomah (3415110315) Anggi

Views 149 Downloads 2 File size 416KB

Report DMCA / Copyright

DOWNLOAD FILE

Recommend stories

Citation preview

Laporan Praktikum Anatomi dan Fisiologi Manusia

Hitung Jumlah Eritrosit Kelompok 8

Vita Istiqomah

(3415110315)

Anggi Dyah Aristi

(3415111375)

Ria Lestari

(3415111382)

Shelena Nugraha R. Dewi

(3415111389)

Irma Fitriyani

(3415111390)

Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Jakarta 2013 1|Page

A. Tinjauan Teori Eritrosit (sel darah merah) pada dasarnya adalah suatu kantong hemoglobin yang terbungkus plasma, berupa lempeng bikonkaf dengan garis tengah 8µm, tepi luar tebalnya 2 µm, dan tengahnya setebal 1 µm. Setiap millimeter darah mengandung rata-rata sekitar 5 miliar eritrosit (5 juta sel per µl). Perhitungan eritrosit secara klinis dilakukan dengan mengencerkan darah dengan larutan tertentu. Jumlah sel darah dalam volume pengenceran tersebut dihitung dengan menggunakan kamar hitung. Jumlah eritrosit dihitung dalam volume tertentu, dengan menggunakan factor konversi, jumlah eritrosit per µl darah dapat dihitung. Larutan pengencer yang dipakai adalah larutan Hayem yang berisi natrium sulfat 5 g, natrium klorida 1 g, merkuri klorida 0,5 g dan aquadest 200 ml (Tim Dosen, 2012). Struktur eritrosit terdiri atas membrane sel yang merupakan dinding sel substansi seperti spons yang stroma.Sel darah merah berisi substansi yang bermacam-macam diantaranya enzim, glukosa, garam-garam organic dan anorganik (Dahelmi, 1991). Sel darah merah memiliki jumlah yang sangat banyak disbanding sel darah putih. Wanita normal mempunyai kira-kira 4,5 juta sel darah dalam tiap ml³ darah. Pada laki-laki normal ratarata jumlahnya paling tinggi sekitar 5 juta (Kimball, 1996). Pada sumsum tulang, terdapat sel-sel stem hemopoietik pluripoten, yang merupakan asal dari seluruh sel-sel dalam darah sirkulasi. Kemudian terbentuk suatu jalur sel khusus yang dinamakan sel stem commited, sebagai unit pembentuk koloni atau disebut juga Coloni Form Unit(CFU). Sel stem commited yang menghasilkan eritrosit disebut unit pembetuk koloni eritrosit yang disingkat menjadi CFU-E. Pertumbuhan dan reproduksi sel stem diatur oleh bermacam-macam protein yang disebut penginduksi pertumbuhan, salah satunya adalah interleukin-3. Penginduksi pertumbuhan akanmemicu pertumbuhan tetapi tidak membedakan sel-sel. Protein lain yang berfungsi memicu deferensiasi sel disebut penginduksi diferensiasi. Masingmasing dari protein ini akan menghasilkan satu tipe sel stem untuk berdeferensiasi menuju tipe akhir pada sel darah dewasa (Guyton dan Hall 1997). Selpertama yang termasuk dalam rangkaian sel darah merah adalah proeritoblas yang akan membelah membentuk basofil eritoblas. Sel-sel generasi pertama ini disebut basofil eritoblas sebab dapat dipulas dengan zat warna basa, sel ini mengumpulkan sedikit sekali hemoglobin.Tahapan berikutnya, sel sudah dipenuhi oleh hemoglobin dengan konsentrasi 34%, 2|Page

maka nukleus memadat menjadi kecil. Pada saat yang sama, retikulum endoplasma direabsorbsi. Pada tahap ini, sel disebut retikulosit karena masih mengandung sedikit bahan basofilik yang secara normal akan menghilang dan kemudian sel menjadi eritrosit matur (Guyton dan Hall 1997). Limpa bertindak sebagai tempat penyimpanan untuk eritrosit, yang akan dikeluarkan ke sistem sirkulasi sebagaimana yang dibutuhkan (Bell 2002). Fungsi utama eritrosit adalah mengangkut hemoglobin yang selanjutnyahemoglobin ini mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan (Guyton dan Hall, 1997). Faktor yang mempengaruhi jumlah eritrosit dalam sirkulasi antara lainhormon eritropoietin yang berfungsi merangsang eritropoiesis dengan memicu produksi proeritroblas dari sel-sel hemopoietik dalam sumsum tulang. Vitamin B12 dan asam folat mempengaruhi eritropoiesis pada tahap pematangan akhir dari eritrosit.Sedangkan hemolisis dapat mempengaruhi jumlah eritrosit yang berada dalam sirkulasi (Meyer dan Harvey 2004). Hematocrit adalah penentu utama seluruh viskositas darah, peningkatan hematocrit berhubungan dengan penurunan laju aliran darah ke otak dan berperan terhadap kecenderungan trombotik di PV.Selain peningkatan kekentalan darah, Migrasi aksial sel darah merah terjadi dengan perpindahan trombosit ke zona plasma mural, Erythrocytosis meningkatkan interaksi platelet-vaskular, Terutama pada shear rate yang tinggi ditemukan di arteriol dan vascular. Peningkatan masa sel darah merah di PV juga dapat menyebabkan aktivasi trombosit meningkat. Namun demikian, efek dari hemorrheologic erythrocytosis tidak bisa menjadi satusatunya penjelasan untuk kecenderungan trombotik di PV; Derajat sebanding atau lebih besar dri kedua erytrocytosis tidak berhubungan dengan trombosit, dan bahkan normalisasi hematocrit di PV tidak sepenuhnya melindungi terhadap risiko thrombosis (Adel Gourl et al, 2013) Anemia pada remaja merupakan masalah kesehatan masyarakat, karena prevalensinya di atas 20% ( I ) . Beberapa penelitian menemukan prevalensi anemia tinggi pada remaja, antara lain hasil penelitian Saidin (2), Permaesih (3), dan Leginem (4)yaitu masing-masing mendapatkan 4 1 %, 25% dan 88%. Anemia pada remaja adalah suatu keadaan kadar hemoglobin dalam darah lebih rendah dari nilai normal. Nilai batas ambang untuk anemia menurut WHO 200 1 (') adalah untuk umur 5-1 1 tahun