STUDI KASUS OKUPASI RHINITIS ALERGI Disusun Oleh : Gandar Kusuma (H1AP10029) Nahdheia Zaki Prasasti (H1AP10012) Pembim
Views 218 Downloads 5 File size 1MB
STUDI KASUS OKUPASI RHINITIS ALERGI
Disusun Oleh : Gandar Kusuma (H1AP10029) Nahdheia Zaki Prasasti (H1AP10012)
Pembimbing : dr. Fitri Desimilani dr. Mona Friska dr. Eko Rahmi
KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN KOMUNITAS UPTD. PKM KUALA LEMPUING KOTA BENGKULU FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS BENGKULU 2017
1
Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan No Berkas No Rekam Media Data Administrasi Diisi oleh
: UPTD PKM Kuala Lempuing : 01/Diagnosis Okupasi/ Puskesmas Kuala Lempuing : 004762 : Tanggal 15 Agustus 2017 : Gandar Kusuma, S.Ked Nahdheia Zaki Prasasti, S.Ked Keterangan
Jenis kelamin Kedudukan dalam keluarga Agama Pendidikan Pekerjaan Status perkawinan
Pasien Ny. U 37 tahun Jl. Kuala Lempuing Kota Bengkulu Perempuan Ibu Islam SMK Pegawai salon Menikah
Kedatangan yang ke
1 (pertama)
Pasien datang sendiri
Telah diobati sebelumnya
Tidak
Alergi obat Sistem pembayaran
Tidak BPJS
Nama Umur / Tgl. Lahir Alamat
2
I. DATA PELAYANAN ANAMNESIS Alasan kedatangan Keluhan utama Harapan Kekhawatiran Persepsi
: Pilek yang kambuh-kambuhan : Keluhan pilek hilang dan dapat bekerja dengan baik. : Pilek yang dikeluhkan tidak sembuh-sembuh : Keluhan yang dialami merupakan karena alergi
Riwayat Perjalanan Penyakit Sekarang Keluhan pilek berulang kurang lebih 1 tahun dan memberat sejak 5 bulan terakhir. Pasien sering bersin-bersin di pagi hari apabila memulai pekerjaan di Salon Kecantikan. Hidung dirasakan tersumbat dan keluar ingus cair bening. Pasien juga mengeluh di tenggorokan terasa gatal. Mata kadang sampai kemerahan dan berair. Bila pagi hari dan udara dingin pilek dirasakan bertambah serta hidung terasa gatal, bersin-bersin juga dikeluhkan bertambah. Pasien sering mengkonsumsi obat warung untuk keluhannya tetapi tidak mereda.
Riwayat penyakit dahulu Keluhan ini muncul berulang sejak pasien bekerja di Salon Kecantikan Gayatri kurang lebih 1 tahun lalu sebagai penata rambut, Pasien hanya berobat di puskesmas bila berat. Pasien belum pernah melakukan tes alergi. Riwayat penyakit asma disangkal pasien Riwayat penyakit keluarga Tidak ada yang menderita penyakit serupa dengan pasien Tidak ada riwayat penyakit asma dalam keluarga pasien Ayah pasien sering merasa gatal di seluruh badan dan timbul kemerahan pada kulit jika udara dingin Adik pasien juga mengalami gatal-gatal di badan sehabis mengkonsumsi udang ANAMNESIS OKUPASI Jenis pekerjaan Jenis pekerjaan
Penata Rambut
Penata Rambut
bahan yang tempat digunakan (perusahaan) Pewarna rambut, Salon Suzzy hair spray, partikel rambut Pewarna rambut, Salon Gayatri hair spray, partikel rambut
kerja Masa kerja (dalam bulan tahun)
/
2 tahun
1 tahun
3
Uraian Tugas/Pekerjaan Pasien adalah seorang Penata Rambut di Salon Gayatri. Pasien bekerja 6 hari dalam seminggu dari Senin-Sabtu, bekerja dari jam 08.00-16.00 atau sekitar 8 jam dalam sehari dengan waktu istirahat sekitar 30 menit – 1 jam. Dalam sehari pasien rata-rata melayani 5-10 pelanggan masing-masing selama lebih kurang 1 sampai 2 jam. Proses penataan rambut terdiri dari mewarnai rambut, menyanggul rambut, memotong rambut. Pasienmerapikan dan menyiapkan alat seperti sisir, penjepit rambut,kain penutup, gunting serta bahan yang akan digunakan seperti hair spray, cat rambut, pelembab rambut. Saat ada pelanggan yang ingin mewarnai rambut pasien mulai menyiapkan bahan cat rambut, memasukkan cat rambut kedalam wadah dan mencampurkan dengan bahan campurannya lalu mulai melakukan pewarnaan rambut. Setelah selesai mewarnai dan menunggu 1 jam, pelanggan dibilas rambutnya dan dikeringkan oleh pegawai lain, sedangkan pasien kembali merapikan alat-alat yang telah digunakan. Saat ada pelanggan yang ingin memotong rambut pasien mulai menyiapkan tempat duduk, gunting, serta kain penutup agar pakaian pelanggan tidak terkena potongan rambut, lalu mulai memotong rambut. Setelah selesai meotong rambut pasien memberikan pelembab rambut pada rambut pelanggan lalu pasien kembali merapikan alat yang telah digunakan serta menyapu potongan rambut yang ada dilantai. Saat ada pelanggan yang ingin menyanggul rambut pasien kembali menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan seperti sisir, penjepit rambut, dan hairspray lalu mulai melakukan penyanggulan. Rambut pelanggan mulai disasak dengan sisir kemudian diberi penjepit rambut lalu dibentuk sedemikian rupa dan dirapikan menggunakan hairspray. Setelah selesai pasien kembali merapikan alat-alat yang telah digunakan. Pasien istirahat pukul 12.00-13.00 WIB dan pulang pukul 16.00 WIB, jika masih ada pelanggan pasien menyelesaikannya sampai selesai terlebih dahulu kemudian baru pulang kerumah. - Bangun Jam 05.00 - Menyiapkan anak ke sekolah jam 06.00-07.00
- Ke tempat kerja jam 07.30 - Mulai bekerja merapikan bahan-bahan dan alat-alat yang akan digunakan
Istirahat jam 23.0005.00
Aktivitas di rumah jam 18.00-22.00
Kembali bekerja jam 13.00-16.00
ISHOMA Jam 12.00-13.00
- Mulai melayani pelanggan jam 08.00-12.00 - Mewarnai rambut (menyipkan bahan cat rambut, mencampurkan cat rambut dengan bahan campurannya kedalam wadah, merapikan kembali setelah selsai digunakan) - Memotong rambut (menyiapkan gunting dan kain penutup agar pakaian pelanggan tidak terkena potongan rambut, memberikan pelembab rambut setelah selesai memotong lalu merapikan kembali alat yang digunakan). - Menyanggul rambut (menyiapkan sisir, penjepit rambut dan hairspray, menyasak rambut lalu diberi penjepit rambut dan dibentuk sedemikian rupa kemudian dirapikan dengan hairspray,setelah selesai alat dirapikan kembali)
4
Tabel Bahaya Potensial Urutan kegiatan
Bahaya Potensial Fisik
Kimia
gunting
Pelembab rambut, pewarna rambut, hairspray
bahan dan alat-alat akan
digunakan
Ergonomi
Psiko
Otot kedua tangan yang digunakan berulang-ulang
Rhinitis - Kejatuhan benda alergi akibat asing debu dan zat- - Luka akibat zat kimia dan tersayat gunting bahan saat merapikan kosmetik gunting lainnya
Pekerjaan yang monoton
-
Mewarnai rambut (menyipkan bahan cat rambut, mencampurkan cat rambut dengan bahan campurannya kedalam wadah, merapikan kembali setelah selsai digunakan)
Risiko kecelakaan kerja
-
Merapikan bahan-
yang
Biologi
Gangguan kesehatan yang mungkin
Zat-zat kimia yang terkandung dalam pewarna rambut
Posisi berdiri lama
Pekerjaan yang monoton -
Rhinitis alergi akibat zat-zat pewarna dan bahan kosmetik lainnya Nyeri punggung dan Low Back Pain karena posisi berdiri lama Frozen Shoulder Dermatitis kontak irritan karena kontak dengan zatzat pewarna atau bahan kosmetik lainnya
5
Urutan kegiatan
Bahaya Potensial Fisik
Kimia
Biologi
Ergonomi
Gangguan kesehatan yang mungkin
Psiko -
Memotong rambut (menyiapkan gunting dan kain -
penutup agar pakaian pelanggan tidak terkena potongan rambut, memberikan pelembab rambut setelah selesai memotong lalu merapikan kembali alat yang digunakan)
gunting
Zat kimia yang terkandung dalam pelembab rambut
Posisi berdiri lama
Pekerjaan yang monoton -
Rhinitis alergi akibat zat-zat pelembab rambut dan bahan kosmetik lainnya Nyeri punggung dan Low Back Pain karena posisi berdiri lama Frozen Shoulder Dermatitis kontak irritan karena kontak dengan zatzat pelembab rambut atau bahan kosmetik lainnya
Risiko kecelakaan kerja Luka akibat tergunting jari saat memotong rambut
6
Urutan kegiatan
Bahaya Potensial Fisik
Kimia
Biologi
Ergonomi
Gangguan kesehatan yang mungkin
Psiko -
Menyanggul rambut
(menyiapkan sisir, penjepit rambut dan
-
hairspray, menyasak rambut lalu diberi penjepit rambut dan dibentuk
Zat kimia yang terkandung dalam hairspray
Posisi berdiri lama
sedemikian rupa kemudian dirapikan dengan hairspray,setelah selesai alat
Pekerjaan yang monoton -
Risiko kecelakaan kerja
Rhinitis alergi akibat zat-zat hairspray dan bahan kosmetik lainnya Nyeri punggung dan Low Back Pain karena posisi berdiri lama Frozen Shoulder Dermatitis kontak irritan karena kontak dengan zatzat hairspray atau bahan kosmetik lainnya
dirapikan kembali)
Hubungan pekerjaan dengan penyakit yang dialami Pasien bekerja rata-rata 8 jam perhari. Pasien bekerja dari hari senin sampai dengan Sabtu. Rata-rata dalam satu hari bisa melayani 5-10 pelanggan yang masing-masing selama 1 sampai 2 jam. Pasien kebanyakan bekerja sendiri hanya sesekali dibantu oleh pegawai lain. Keluhan pilek berulang kurang lebih 1 tahun dan memberat sejak 5 bulan terakhir ini akan semakin terasa berat saat pagi hari sewaktu memulai pekerjaan. Pasien sering mengkonsumsi obat warung untuk keluhannya tetapi tidak mereda.
7
BODY DISCOMFORT MAP Keterangan : 1. Tanyakan kepada pekerja atau pekerja dapat mengisi sendiri 2. Isilah : keluhan yang sering dirasakan oleh pekerja dengan memberti tanda/mengarsir bagian- bagian sesuai dengan gangguan muskulo skeletal yang dirasakan pekerja Tanda pada gambar area yang dirasakan : Kesemutan = x x x Pegal-pegal = / / / / / Baal = v v v Nyeri = ////////
8
Ket: High Risk pada : Tangan kanan (skor =3 ) Bahu kanan-kiri ( skor = 3 ) Leher ( skor = 3 ) Punggung ( skor = 3 )
Medium risk pada:
Tangan kiri (skor = 2 ) Siku kanan ( skor = 2) Tungkai kanan-kiri (skor = 2) Untuk mendapatkan gangguan musculoskeletal
9
II. Pemeriksaan fisik 1. Tanda vital a. Nadi : 82 x/ menit c. Tekanan Darah (duduk) : 120/80 mm Hg b. Pernafasan : 20 x/ menit d. Suhu Badan : 37.0ᵒC 2. Status gizi a. Tinggi Badan : 155 cm Berat Badan : 58 Kg IMT = 24.14 kg/m2 Bentuk Badan Astenikus Atletikus Piknikus 3. Tingkat Kesadaran dan Keadaan umum a. Kesadaran : Compos Mentis Kesadaran menurun GCS : E4 V5 M6 b. Tampak kesakitan : Tidak Ya c. Berjalan ada gangguan : tidak Ya 4. Mata Persepsi Warna
Kelopak Mata
Normal
Normal
Buta Warna Parsial Buta Warna Total Tidak Normal
Normal
Buta Warna Parsial Buta Warna Total Tidak Normal
Normal Konjungtiva
Normal
d.Kesegarisan / gerak bola mata
Normal
Sklera
Normal
Hiperemis Sekret Pucat Pterigium Strabismus
Normal
Hiperemis Pucat
Sekret Pterigium
Strabismus Normal
Ikterik
Ikterik Normal
Lensa mata Bulu Mata
tidak keruh Normal
Keruh
Tidak keruh
Tidak Normal
Keruh Tidak Normal
Normal Penglihatan 3 dimensi Visus mata Lainnya: Nistagmus
Normal Kanan 6/6
Tidak Normal Kiri 6/6
(-) Habituasi(+)
Tidak Normal Normal (Tidak ada Snellen chart)
(-) Habituasi (+)
5. Telinga Daun Telinga
Normal
Tidak Normal
Normal
Tidak Normal
Liang Telinga
Normal
Tidak Normal
Normal
Tidak Normal
10
Serumen
Tidak ada
Membrana Timpani
Intak
Test berbisik
Normal
Tidak Normal
Normal
Tidak Normal
Test Garpu tala Rinne
Normal
Tidak Normal
Normal
Tidak Normal
Weber
Normal
Tidak Normal
Normal
Tidak Normal
Swabach
Normal
Tidak Normal
Normal
Tidak Normal
6. Hidung a. Meatus Nasi
Ada serumen Menyumbat (prop) Tidak intak lainnya……
Tidak ada
Intak
Normal
Tidak Normal Deviasi ke ........
b.
Septum Nasi
Normal
c.
Konka Nasal
Normal
Udem lubang
Ada serumen Menyumbat (prop) Tidak intak lainnya …..
warna merah
hidung
normal,ada
sekret encer d.
Nyeri Ketok Sinus Normal
positif di
……..
maksilar e.
Nyeri tekan
Penciuman : normal
7. Gigi dan mulut Bibir Ulcer Mukosa Mulut Bercak Koplik Gigi dan Gusi 87654321 12345 678 87654321 12345 678
8. Tenggorokan a. Pharynx
b. Tonsil Ukuran
: Tidak Kering, tidak sianosis : Tidak Ada : Baik : Tidak Ada
Normal
Hiperemis
: Kanan : To T1 T2 T3 Normal Hiperemis
Granulasi
Kiri : To T1 T2 T3 Normal Hiperemis
11
c. Palatum d. Lain- lain
a.
Normal
Tidak Normal
Pharynx
9. Leher Gerakan leher Normal Kelenjar Thyroid Normal Pulsasi Carotis Normal Tekanan Vena Jugularis Normal Trachea Normal Lain-lain : ….. : 10. Thorax Bentuk Simetris Cor dan Pulmo Palpasi Normal Kanan Perkusi Sonor Redup Hipersonor Iktus Kordis Normal Batas Jantung: Normal
Terbatas Tidak Normal Bruit Tidak Normal Deviasi
Asimetris Tidak Normal Kiri Sonor Redup Hipersonor :
Auskultasi Bunyi napas Bunyi Napas tambahan
Vesikular Bronchovesikular Ronkhi Wheezing
Bunyi Jantung
Normal Tidak Normal
11. Abdomen Inspeksi Perkusi Auskultasi: Hati Limpa Ginjal
Ballotement
Bising Usus
Normal Timpani Normal
Tidak Normal , sebutkan ............. Tidak Normal , sebutkan ……… Vesikular Bronchovesikular Ronkhi Wheezing
Sebutkan ....
Normal Kanan : Normal Tidak Normal
Tidak Normal Redup Tidak Normal Teraba…….jbpx ……jbac Teraba shoeffne ….. Kiri : Normal Tidak Normal
Kanan : Normal Tidak Normal
Kiri : Normal Tidak Normal
Normal
12
Kanan : Nyeri costo vertebrae Normal Tidak Normal 12. Genitourinaria : TIDAK DIPERIKSA
Kiri : Normal Tidak Normal
13. Tulang/sendi ekstremitas atas Kanan - Gerakan - Tulang - Sensibilitas - Oedema - Varises - Kekuatan otot - vaskularisasi
Normal normal Normal normal baik baik tidak ada tidak ada 5/5/5/5 baik baik
Kiri Normal normal tidak Normal normal tidak baik baik ada tidak ada ada tidak ada 5/5/5/5 tidak baik baik tidak ada ada tidak
- kelainan Kuku tidak ada jari 14. Tulang/sendi ekstremitas bawah Kanan - Gerakan - Tulang - Sensibilitas - Oedema - Varises - Kekuatan otot - vaskularisasi - kelainan Kuku
Normal normal Normal normal baik baik tidak ada tidak ada 5/5/5/5 baik baik
tidak tidak ada ada tidak ada
Kiri Normal normal tidak Normal normal tidak baik baik ada tidak ada ada tidak ada 5/5/5/5 tidak baik baik tidak ada ada tidak
tidak ada
tidak
tidak tidak tidak ada ada tidak ada
jari 15. Refleks ekstremitas atas Refleks Fisiologis : Bisep Normal
Tidak Normal
Normal
Tidak Normal
Trisep
Normal
Tidak Normal
Normal
Tidak Normal
Brachioradialis b Refleks Patologis: Tomner Hoffman
Normal
Tidak Normal
Normal
Tidak Normal
Negatif Negatif
Positif Positif
Negatif Negatif
Positif Positif
13
16. Refleks ekstremitas bawah Refleks Fisiologis Patella Normal Archilles Normal Refleks Patologis: Babinsky Negatif Chaddock Negatif Gordon Negatif Oppenheim Negatif Gonda Negatif 17. Kulit Kulit
Tidak Normal Tidak Normal
Normal Normal
Positif Positif Positif Positif Positif
Normal
Tidak Normal
Selaput Lendir
Normal
Tidak Normal
Kuku
Normal
Tidak Normal
Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif
Tidak Normal Tidak Normal Positif Positif Positif Positif Positif
18. Riwayat Reproduksi G2P2A0 pasien menikah 1 kali, melahirkan dengan persalinan normal. III. RESUME KELAINAN YANG DIDAPAT Keluhan pilek berulang kurang lebih 1 tahun dan memberat sejak 5 bulan terakhir. Pasien sering bersin-bersin di pagi hari apabila memulai pekerjaan. Hidung dirasakan tersumbat, keluar sekret cair dan bening. Pasien juga mengeluh di tenggorokan terasa gatal. Mata kadang sampai kemerahan dan berair mata. Bila pagi hari dan udara dingin pilek dirasakan bertambah, bersin-bersin juga dikeluhkan bertambah. Pasien sering mengkonsumsi obat warung untuk keluhannya tetapi tidak mereda. Keluhan ini muncul berulang sejak pasien bekerja di Salon Kecantikan Gayatri lebih 1 tahun lalu sebagai penata rambut. Pasien hanya berobat di puskesmas bila berat. Pasien belum pernah melakukan tes alergi. Riwayat penyakit asma disangkal pasien. Pada pemeriksaan fisik tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan hidung didapatkan konka nasalis udem dan terdapat secret encer berwarna bening, selain itu pada pemeriksaan tenggorokan juga didapatkan hasil T1-T1 dengan tonsil hiperemis. IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG Rencana pemeriksaan : tes alergi V. DIAGNOSIS KERJA Rhinitis Alergi VI. DIFFERENTIAL DIAGNOSIS -
ISPA Asma
VII. PENATALAKSANAAN Farmakologi : Cetirizine 1 x 10 mg Pseudoefedrin 4 x 60 mg Nonfarmakologi : Hindari faktor pencetus Menggunakan masker Istirahat cukup Olahraga Konsumsi makanan bergizi 14
VIII. DIAGNOSIS OKUPASI Langkah Diagnosis Pertama Rhinitis Alergi 1. Diagnosis Klinis Keluhan pilek berulang kurang lebih 1 tahun dan memberat sejak 5 bulan terakhir. Pasien sering bersin-bersin di pagi hari apabila memulai pekerjaan (mata pencaharian pasien sebagai pekerja di Salon Kecantikan). Hidung dirasakan tersumbat, keluar sekret cair dan bening. Pasien juga mengeluh di tenggorokan terasa gatal. Mata kadang sampai kemerahan dan berair mata. Bila pagi hari dan udara dingin pilek dirasakan bertambah, bersin-bersin juga dikeluhkan bertambah. Pasien sering konsumsi obat warung, tetapi tidak mereda. Keluhan ini muncul berulang sejak pasien bekerja di Salon Kecantikan Gayatri lebih 1 tahun lalu sebagai penata rambut. Pasien hanya berobat di puskesmas bila berat. Pasien belum pernah melakukan tes alergi. Riwayat penyakit asma disangkal pasien. Pada pemeriksaan hidung didapatkan konka nasalis udem dan terdapat secret encer berwarna bening, selain itu pada pemeriksaan tenggorokan juga didapatkan hasil T1-T1 dengan tonsil hiperemis
2. Pajanan di tempat kerja Kimia 3 . Evidence Based
Zat-zat kimia yang terkandung dalam pewarna rambut, pelembab rambut, hairspray Rhinitis alergi adalah kelainan pada hidung dengan gejala-gejala bersin-bersin, keluarnya cairan dari hidung, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar dengan allergen yang mekanisme ini diperantarai oleh IgE atau reaksi hipersensitivitas tipe 1. Rhinitis alergi terjadi karena sistem kekebalan tubuh kita bereaksi berlebihan terhadap partikel-partikel yang ada di udara yang kita hirup. Sistem kekebalan tubuh kita menyerang partikel-partikel itu, menyebabkan gejala-gejala seperti bersin-bersin dan hidung meler. Partikel-partikel itu disebut alergen yang artinya partikel-partikel itu dapat menyebabkan suatu reaksi alergi. Kecenderungan untuk timbulnya alergi atau reaksi yang dimediasi oleh IgE terhadap alergen ekstrinsik memiliki komponen genetik. Pada individu yang rentan, pajanan terhadap alergen tertentu menyebabkan sensitisasi. Hal ini ditandai dengan produksi IgE spesifik terhadap alergen. IgE spesifik tersebut akan menempel pada permukaan sel mast yang berada pada mukosa nasal. Ketika terhirup ke dalam hidung, alergen akan berikatan dengan IgE pada sel mast, menyebabkan pecahnya (degranulasi) sel tersebut dan lepasnya mediator inflamasi.
15
Rhinitis alergi merupakan penyakit umum dan sering dijumpai. Prevalensi penyakit rhinitis alergi pada beberapa Negara berkisar antara 4.5-38.3% dari jumlah penduduk dan di Amerika, merupakan 1 diantara deretan atas penyakit umum yang sering dijumpai. Meskipun dapat timbul pada semua usia, tetapi 2/3 penderita umumnya mulai menderita pada saat berusia 30 tahun. Dapat terjadi pada wanita dan pria dengan kemungkinan yang sama. Penyakit ini herediter dengan predisposisi genetic kuat. Bila salah satu dari orang tua menderita alergi, akan memberi kemungkinan sebesar 30% terhadap keturunannya dan bila kedua orang tua menderita akan diperkirakan mengenai sekitar 50% keturunannya. Bagaimana pun juga, rhinitis alergi harus dipikirkan sebagai keadaan yang cukup serius karena dapat mempengaruhi kualitas hidup penderita akibat beratnya gejala yang dialami dan juga dapat menyebabkan berbagai komplikasi. Penderita akan mengalami keterbatasan dalam aktifitas sehari-hari. Klasifikasi menurut Allergic Rhinitis and Its impact on Asthma (ARIA), 2012 berdasarkan karakteristik gejala, rinitis alergi dapat dibagi menjadi : 1.
Ringan (mild), harus memenuhi SEMUA hal berikut ini : Tidak ada gangguan tidur; Tidak ada gangguan pada aktivitas sehari-hari, olahraga, dan rekreasi; Tidak ada gangguan pada pekerjaan dan aktivitas belajar; Tidak ada gejala yang berat.
2.
Sedang-berat (moderate-severe) SATU ATAU LEBIH dari hal-hal berikut : Gangguan tidur; Gangguan pada aktivitas sehari-hari, olahraga, dan rekreasi; Gangguan pada pekerjaan dan aktivitas belajar; Gejala berat.
Berdasarkan frekuensi gejala dibagi menjadi : 1.
Intermitten : kurang dari 4 hari dalam seminggu ATAU kurang dari 4 minggu berturut-turut.
2.
Persisten : lebih dari 4 hari dalam seminggu DAN lebih dari 4 minggu berturut-turut.
Gejala rhinitis alergi yang khas ialah terdapatnya serangan bersin berulang. Sebetulnya bersin merupakan gejala yang normal, terutama pada pagi hari atau bila terdapat kontak dengan sejumlah besar debu. 16
Hal ini merupakan mekanisme fisiologik, yaitu proses membersihkan sendiri (self cleaning process). Bersin dianggap patologik, bila terjadinya lebih dari 5 kali setiap serangan, sebagai akibat dilepaskannya histamin. Disebut juga sebagai bersin patologis. Gejala lain ialah keluar ingus (Rhinorrhea) yang encer dan banyak, hidung tersumbat, hidung dan mata gatal, yang kadangkadang disertai dengan banyak air mata keluar (lakrimasi). Tanda-tanda alergi juga terlihat di hidung, mata, telinga, faring atau laring. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Anamnesis mencakup durasi, lama sakit, derajat keparahan, dan sifat gejala. Pencetus, respon terhadap pengobatan, komorbid, riwayat atopi dalam keluarga, pajanan di lingkungan/pekerjaan, dan efek gejala terhadap kualitas hidup harus ditanyakan. Jangan lupa mendiagnosis kondisi atopi yang berhubungan (dermatitis atopik asma, atau konjungtivitis). Pada pemeriksaan rinoskopi ditemukan mukosa hidung basah, berwarna pucat atau livid dengan konka edema dan sekret yang encer dan banyak. Perlu juga dilihat adanya kelainan septum atau polip hidung yang dapat memperberat gejala hidung tersumbat Pemeriksaan penunjang in vitro, hitung eosinofil dalam darah tepi dapat normal atau meningkat. Demikian pula pemeriksaan IgE total (prist-paper radio imunosorbent test) sering kali menunjukkan nilai normal, kecuali bila tanda alergi pada pasien lebih dari satu macam penyakit, misalnya selain rinitis alergi juga menderita asma bronkial atau urtikaria. Lebih bermakna adalah dengan RAST (Radio Immuno Sorbent Test) atau ELISA (Enzyme Linked Immuno Sorbent Assay Test). Pemeriksaan sitologi hidung, walaupun tidak dapat memastikan diagnosis, tetap berguna sebagai pemeriksaan pelengkap. Ditemukannya eosinofil dalam jumlah banyak menunjukkan kemungkinan alergi inhalan. Jika basofil (5 sel/lap) mungkin disebabkan alergi makanan, sedangkan jika ditemukan sel PMN menunjukkan adanya infeksi bakteri. Pemeriksaan penunjang in vivo, alergen penyebab dapat dicari dengan cara pemeriksaan tes cukit kulit, uji intrakutan atau intradermal yang tunggal atau berseri (Skin End-point Titration/SET). SET dilakukan untuk alergen inhalan dengan menyuntikkan alergen dalam berbagai konsentrasi yang bertingkat kepekatannya. Keuntungan SET, selain alergen penyebab juga derajat alergi serta dosis inisial untuk desensitisasi dapat diketahui. 4. Apakah pajanan cukup Masa kerja Jumlah jam terpajan/ hari Pemakaian APD Konsentrasi pajanan
Pasien sudah bekerja 1 tahun ini sebagai penata rambut Kurang lebih 8 jam/hari Pasien tidak pernah menggunakan APD seperti masker Cukup besar, pasien bekerja sebagai penata rambut di salon kecantikan yang setiap hari terpapar oleh zat-zat kimia yang terkandung dalam hair spray, pewarna rambut, dan pelembab rambut serta dalam sehari pasien biasanya melayani 5-10 pelanggan. Kesimpulan jumlah pajanan Pajanan dari pekerjaan pasien cukup menimbulkan keluhan pada pasien dan dasar perhitungannya 17
5. Apa ada faktor individu yang berpengaruh thd timbulnya diagnosis klinis? Bila ada, sebutkan. 6 . Apa terpajan bahaya potensial yang sama spt di langkah 3 luar tempat kerja? Bila ada, sebutkan 7 . Diagnosis Okupasi Apa diagnosis klinis ini termsk penyakit akibat kerja? Bukan penyakit akibat kerja (diperberat oleh pekerjaan/ bukan sama sekali PAK)_ Butuh pemeriksaan lbh lanjut)?
Tidak ada. Riwayat penyakit asma dan alergi sebelumnya disangkal oleh pasien.
Tidak ada.
Rhinitis alergi merupakan penyakit yang diperberat oleh pekerjaan karena sering terpapar oleh zat-zat kimia yang terkandung dalam bahanbahan yang digunakan
IX. KATEGORI KESEHATAN Kesehatan cukup baik dengan kelainan yang dapat dipulihkan (sehat untuk bekerja dengan catatan)
X. PROGNOSIS PROGNOSIS Klinik Ad Vitam
DIAGNOSIS Bonam
Ad Sanationam
Bonam
Ad Fungsionam
Dubia
Ad Vitam
Bonam
Ad Sanationam
Bonam
Okupasi
Fungsionam
Dubia ad Bonam
18
XI. PERMASALAHAN PASIEN & RENCANA PENATALAKSANAAN Jenis No
Rencana Tindakan
permasalahan
1. Resiko gangguan musculoskeletal
-
-
Perbaiki
posisi
pada
saat
Target
Hasil yang
waktu
diharapkan
bekerja Hari Berkurangnya
(hindari posisi dan gerakan-gerakan
resiko untuk adanya
yang memperberat gejala)
gangguan
Melakukan gerakan peregangan otot-
musculoskeletal
otot di sela-sela pekerjaan 2. Rhinitis alergi
-
Menggunakan APD setiap hari secara konsisten pada saat bekerja terutama
Berkurangnya gejala rhinitis alergi
masker.
-
Sebisa mungkin menghindari faktor pencetus
-
Olahraga rutin
-
Istirahat yang cukup
-
Konsumsi makanan bergizi
-
Terapi : Cetirizine 1 x 10 mg Pseudoefedrin 4 x 60 mg
19
DAFTAR PUSTAKA National Institute of Occupational Safety and Health. Occupational and Environment Exposureof Skin to Chemic. 2006 Allergic Rhinitis and Its Impact on Astha (ARIA) Workshop report. ARIA At-A-Glance Pocket Refference. Edisi ke-1;2012 Coles N, Loh, M, Vainberg M. Allergic rhinitis in toronto notes 2011. Ontario: Toronto Notes for Medical Students Inc; 2011. Bhattacharyya M.Incremental health care utilization and expenditures for allergic rhinitis in the United States. Laryngoscope.2011. Welch-AR,
Birchall-JP,
Stafford-FW,Occupational
Rhinitis-possible
mechanism
of
pathogenesis, J-Laryngol-Otol. 2005. Suma'mur PK, Alergi Akibat Kerja, Higine Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Penerbit PT.Gunung Agung-Jakarta. 2013.
20
Lampiran Sebelum intervensi
21
Sesudah intervensi
22